Baekhyun akhirnya sampai di kantor mantan suaminya itu, menuruni taksi yang ia tumpangi sebelum dengan sedikit tergesa berjalan cepat masuk ke dalam untuk segera menuju ruangan Chanyeol
Untuk beberapa saat, beberapa pasang mata sempat menatapnya bingung namun tak sedikit juga yang menunjukkan senyumnya melihat Baekhyun datang ke sana, sedikitnya Baekhyun membalas sapaan juga senyuman yang ia dapatkan dari para karyawan sebelum kemudian dirinya kembali terfokus dan mulai menaiki lift khusus petinggi menuju lantai teratas tempat ruang mantan suaminya berada
Baekhyun sempat terdiam cukup lama di depan pintu ruang kerja Chanyeol, memikirkan juga mencoba memantapkan dirinya untuk masuk, mencoba meyakinkan dirinya bahwa yang ia lakukan hanyalah untuk memastikan bahwa keadaan Chanyeol baik-baik saja
Beberapa kali Baekhyun menghela nafas berat sebelum dengan yakin laki-laki mungil itu membuka pintu di hadapannya perlahan dan melangkahkan kakinya untuk masuk
Baekhyun menelusuri pandangannya, menatap kekosongan juga kehampaan ruangan di hadapannya, kakinya kembali melangkah mencoba mencari sosok pria yang mengajaknya bertemu hingga pandangannya terpaku pada satu pintu di dalam ruangan itu dalam keadaan terbuka
Kakinya lagi-lagi melangkah, mendekati pintu yang ia tahu bahwa itu adalah ruang istirahat Chanyeol dan Baekhyun berhenti, di ambang pintu tepat ketika netranya menatap sosok pria yang tengah terbaring meringkuk tampak memeluk sesuatu membelakanginya
Baekhyun hampir bersuara kalau saja matanya tanpa sengaja melihat beberapa hal mengejutkan di depannya, jantungnya berdebar keras ketika Baekhyun bisa melihat jelas foto pernikahannya yang terpajang rapih di tembok bagian tengah dan dirinya semakin terkejut juga berdebar tanpa alasan melihat beberapa pakaiannya yang tergantung rapih di sudut ruangan
Baekhyun mengepalkan tangannya merasakan perasaannya yang mulai kembali berantakan
Ia bingung, ia tidak mengerti kenapa Chanyeol harus memajang foto pernikahan mereka, kenapa Chanyeol masih menyimpan barang-barang miliknya, bahkan Baekhyun juga bisa melihat ada foto dirinya juga foto USG terakhir yang Baekhyun berikan terpajang manis di atas nakas
Tak dapat dipungkiri, hati kecilnya merasa senang, namun di waktu yang bersamaan ia juga merasa kacau, mereka bahkan sudah tidak memiliki hubungan apapun, tapi kenapa Chanyeol harus melakukan itu
Baekhyun menarik nafas panjang, mencoba memfokuskan dirinya dengan apa yang menjadi tujuan awal ia datang
Pria mungil itu kembali melangkah, berhenti tepat di samping ranjang sebelum kemudian bersuara “Mas...”
Yang dipanggil terhenyak untuk beberapa saat ketika suara seseorang yang begitu ia rindukan terdengar di telinganya, pria itu memejamkan matanya takut bahwa apa yang ia dengar hanyalah mimpi
“Mas...”
Namun suara Baekhyun terlalu nyata, membuat perasaan sesaknya semakin menyeruak, hatinya bergerak memaksa Chanyeol untuk berbalik mencoba mencari sumber suara dan pria itu terpaku
Ketika tidak jauh dari tempatnya berbaring, mantan suaminya, Baekhyunnya ada di sana, menatapnya dengan lirih terlebih ketika pria mungil itu menyadari bahwa yang sesuatu yang Chanyeol genggam, sesuatu yang Chanyeol peluk sejak awal Baekhyun masuk ke sana adalah pakaiannya
“Baekhyun...”
Si pemilih nama tidak menyahut, hanya memberikan tatapan lirihnya membuat Chanyeol buru-buru bangkit dari posisinya, berdiri dan tanpa aba menarik Baekhyun ke dalam pelukannya dan mendekapnya erat
“Baekhyun...”
Chanyeol semakin memeluk Baekhyun dengan erat menitikkan air matanya bersamaan dengan Baekhyun yang juga menitikkan air matanya
Sudah lama sejak terakhir kali mereka berpelukan, Baekhyun merindukan sosok ini, Baekhyun merindukan pelukan Chanyeol begitu dalam sampai ketika laki-laki mungil itu bisa kembali merasakannya, yang dia rasakan hanya kelegaan bercampur sesak yang tak bisa ia mengerti
Namun, Baekhyun hanya diam, membiarkan Chanyeol tetap memeluknya selagi Baekhyun mencoba menetralkan dan menenangkan perasaannya
Hingga selang tak berapa lama Chanyeol melepas pelukannya, dengan wajah yang terlihat lelah menatap Baekhyun sendu, jemarinya bergerak mengusap wajah Baekhyun lembut “Saya kangen kamu, Baekhyun...”
Baekhyun tidak memberikan respon yang berarti atau tepatnya ia sendiri juga tidak mengerti bagaimana caranya menanggapi, hingga yang ia lakukan hanya memegang tangan Chanyeol, menahan dan menghentikan usapan pria itu pada wajahnya dan tersenyum
“Kamu baik-baik aja?”
“You know i'm not—”
“Kenapa?”
Chanyeol diam, menatap Baekhyun dengan tatapan yang sulit diartikan terlihat bimbang dan ragu untuk berbicara, tapi Baekhyun memberikan tatapan teduhnya mencoba meyakinkan Chanyeol untuk menceritakan dan mengatakan apapun yang ia mau hingga pria itu menghela nafas panjang
“Saya— dibohongi...”
Baekhyun masih diam, mencoba membiarkan Chanyeol menyiapkan dirinya untuk melanjutkan perkataannya
“Saya dibohongi juga dikhianati, Elena— anak itu bukan anak saya, anak Elena— bukan anak saya...”
Baekhyun menatap Chanyeol terkejut sementara yang ditatap hanya menunduk “...selama ini dia membohongi saya, dia bahkan membuat berbagai alasan agar saya memaafkan kepergian dia 6 tahun lalu, dia main di belakang saya, saya liat sendiri dengan mata kepala saya, saya...”
Tangan Chanyeol mengepal kuat seolah menahan amarahnya yang mendadak muncul ke permukaan, Baekhyun menyadari itu namun memilih diam membiarkan Chanyeol mengatakan semua yang ingin pria itu bagi dan utarakan
“Kalau kamu tanya apa saya marah atau kecewa, jelas jawabannya iya, tapi dibanding marah dan kecewa sama Elen, saya jauh lebih marah dan kecewa dengan diri saya sendiri...”
Baekhyun mengernyit “...saya marah karena saya dengan bodohnya sudah memilih dia dibanding kamu dengan anak kita, saya kecewa dengan diri saya yang dengan bodohnya melepas kamu yang jelas-jelas bisa memberikan semua ketulusan kamu buat saya hanya untuk perempuan yang bahkan hanya memanfaatkan saya, dan saya juga menyesal— menyesal ketika saya lebih memilih seseorang yang tidak saya cintai dan meninggalkan seseorang yang tanpa saya sadari sudah memiliki hati saya sepenuhnya”
Chanyeol menitikkan air matanya, menatap Baekhyun yang membalas tatapannya dengan tatapan yang sulit diartikan, dengan wajah sendunya, Chanyeol meraih kedua tangan Baekhyun menggenggamnya erat dan menatapnya lirih
“Baekhyun— saya tau apa yang akan saya katakan akan membuat kamu menganggap saya sebagai pria tidak bertanggung jawab, yang tidak memiliki rasa malu kareba bagaimanapun saya adalah patah hati terbesar kamu...”
”...tapi saya sendiri tidak ingin kehilangan kesempatan apapun yang saya miliki...”
Baekhyun hanya diam, matanya mulai berlinang seiring dengan Chanyeol yang kembali bicara “Saya tau saya telat menyadari bagaimana perasaan saya, tapi saya sadar kalau saya bahkan benar-benar merasa kehilangan kamu, saya merindukan semua tentang kamu, bahkan saat bersama Elenpun, cuma kamu yang ada di pikiran saya...”
”...Baekhyun, saya tau saya brengsek, tapi apa bisa saya minta kesempatan sama kamu? Kita mulai semuanya dari awal, kita bangun keluarga kecil kita yang bahagia, kamu, saya, adek bayi, kita...”
Belum Chanyeol selesai bicara, Baekhyun melepas tangannya dari genggaman Chanyeol, menatap Chanyeol dengan tatapan penuh luka yang bisa Chanyeol lihat dengan jelas
Baekhyun sendiri yang pada awalnya merasa simpati dan iba atas apa yang Chanyeol alami perlahan berubah, dengan alasan tertentu rasa ibanya meluap, tergantikan dengan rasa sesak dan amarah yang sulit sekali ia ungkapkan membuat Baekhyun hanya bisa menitikkan air matanya lirih
“Hyun...”
“Awalnya aku bersimpati sama apa yang kamu rasain, kamu dibohongi, kamu dikhianati, bahkan termasuk anak kak Elena yang ternyata bukan anak kamu yang secara gak langsung kamu udah kehilangan kesempatan kamu buat jadi seorang ayah dari anak itu...”
Baekhyun terdiam menatap Chanyeol penuh luka
”...terus— kamu minta aku dateng, tepat setelah semua yang kamu alami ini, ternyata untuk minta kesempatan kedua dari aku?”
“Hyun...”
“Mas, kamu inget? Gimana pernikahan kita bermula?” Chanyeol diam sementara Baekhyun sudah menangis tertahan
“Pernikahan kita bermula dengan aku yang mencintai sepihak, selama nyaris dua tahun pernikahan kita aku mencintai sendirian, dan selama nyaris dua tahun juga aku jadi pelarian kamu, pelarian yang kamu sebut sebagai obat untuk nyembuhin luka kamu yang masih belum nerima kepergiaan kak Elen, terus sekarang kamu mau melakukan hal yang sama?”
Chanyeol menggeleng namun Baekhyun tetap berbicara
“Kamu baru aja, untuk kedua kalinya, lagi-lagi kehilangan perempuan yang kamu cintai, dan kamu juga baru aja kehilangan kesempatan atau bahkan ternyata emang gak pernah punya kesempatan untuk jadi ayah dari anak perempuan yang kamu cintai, kamu kehilangan dua hal itu secara bersamaan dan sekarang kamu mau minta kesempatan? Kamu mau jadiin aku pelarian lagi? Kamu mau jadiin anak aku pelarian juga?”
Chanyeol menggeleng keras mencoba menyangkal dan meraih pergelangan tangan mantan suaminya itu, namun Baekhyun mundur selangkah, menjauhkan tangannya dari jangkauan Chanyeol dan menatapnya lirih
“Sebelumnya aku khawatir banget sama kamu, mas, ketika kamu ngajak aku ketemu aku pikir kita bisa saling berbagi tanpa menyakiti satu sama lain kayak gini, kenyataannya lagi-lagi khawatirnya aku malah nyakitin diri aku sendiri, bisa-bisanya kamu minta kesempatan dengan gak tau diri dan gak tau malu kayak gini?”
Baekhyun menatapnya dengan tatapan kecewa dan Chanyeol benci itu “Baekhyun, saya tau rentang waktunya gak tepat tapi kamu dan anak kita bukan pelarian, saya cuma gak mau kehilangan kesempatan apapun, saya mau memperbaiki semuanya dari awal, saya....”
“Iya, kamu gak mau kehilangan kesempatan apapun karena kamu udah kehilangan kesempatan kamu untuk punya keluarga kecil yang bahagia sama kak Elen, tapi nyatanya gak bisa dan kamu coba cari semua itu di aku dan anak aku karena itu kamu minta kesempatan kedua, kan?”
“Baekhyun, kamu salah paham...”
“Sebelum kamu minta kesempatan kedua, harusnya kamu tanya dulu hati kamu, kamu minta kesempatan ini emang karena kamu mencintai aku dan anak aku, atau cuma sekedar pelarian karena kamu kehilangan kesempatan kebahagiaan kamu sama kak Elen?”
“Baekhyun...”
“Cukup aku jadi satu-satunya yang pernah jadi pelarian kamu di masa lalu, jangan anakku, aku juga gak mau anak aku mengalami patah hati terbesarnya dari ayah kandungnya sendiri”
Dan tepat setelah itu Baekhyun berbalik meninggalkan Chanyeol yang mengepalkan tangannya kuat dan mulai melempar barang-barang yang ada di ruang istirahatnya sebelum pria itu berakhir terjatuh duduk menangis, menangis karena dia bahkan tidak lagi bisa mendapat kepercayaan orang yang baru ia sadari ia cintai itu