Baekhyun melangkahkan kakinya ke dalam restaurant yang Jongin kirimkan sebelumnya, matanya menelusur mencoba mencari Jongin yang katanya sudah bersama Yuan di restaurant tersebut

“Selamat malam, selamat datang di La Yeon Restaurant, ada yang bisa saya bantu?”

“Ah— itu sebenarnya saya lagi nyari tunangan saya”

Pelayan itu mengangguk tampak kemudian memeriksa ponsel sistem milik restaurant tersebut sebelum kemudian kembali mendongak menatap Baekhyun dan tersenyum ramah “Mohon maaf sebelumnya, apa anda Tuan Byun Baekhyun?”

“Uh?—” tampaknya Baekhyun agak sedikit terkejut ketika waiter di depannya menyebut namanya “— ya, saya Byun Baekhyun”

“Baik, sebelumnya saya mendapat konfirmasi bahwa hari ini ada reservasi private dining atas nama Kim Jongin dengan mencantumkan nama anda sebagai tamu, jika anda berkenan mari ikuti saya”

Baekhyun mengerutkan dahinya bingung “Private dining?”

“Iya, Tuan”

Baekhyun agak merasa aneh sebenarnya, tidak biasanya Jongin mengajaknya makan malam secara privat seperti ini, tapi pria mungil itu memilih abai mengangguk ke arah waiter bermaksud membiarkan pelayan tersebut untuk menuntun jalannya menuju private room di lantai 2 restaurant yang sudah Jongin reservasi sebelumnya

Sesampainya di sana, beberapa pelayan menyambutnya membungkukkan tubuh dengan sopan sementara pelayan yang mengantarnya mulai membuka pintu di hadapannya dan menyingkir membiarkan Baekhyun untuk masuk terlebih dahulu

Pada awalnya Baekhyun sama sekali tidak masalah melangkahkan kakinya masuk ke dalam, namun kenyataannya baru 3 langkah pria mungil itu masuk, langkahnya langsung terhenti ketika netranya menangkap Chanyeol yang kini sedang duduk di salah satu kursi menatapnya dan tersenyum lembut

Baekhyun terdiam ditempatnya, kembali mundur sebelum kemudian dia menoleh ke arah pelayan yang mengantarnya

“Maaf sepertinya anda salah ruangan”

Pelayan tersebut menata tidak yakin “Sepertinya tidak, sesuai yang sudah tercatatat di pendataan reservasi, Tuan Kim Jongin telah melakukan reservasi untuk hari ini pada jam 8 malam waktu Korea Selatan dan sudah melakukan pembayaran—”

“Periksa”

“Maaf?”

“Periksa, saya yakin kamu salah ruangan”

“Tidak Tuan di sini anda bisa melihatnya dengan jelas—”

“Saya bilang periksa...”

“Gak ada yang salah, Hyun. Jongin emang reservasi private dining di sini”

Baekhyun menoleh menatap Chanyeol yang masih mempertahankan senyum lembutnya

“Mungkin dia masih di perjalanan, kamu bisa duduk dulu sebentar selagi nunggu”

Baekhyun terlihat ragu pada awalnya namun berujung menghembuskan nafas pelan, berjalan mendekat dan mulai menarik kursi tepat di hadapan Chanyeol, Chanyeol sendiri hanya tersenyum sementara para pelayan di sana mulai menghidangkan beberapa makanan di atas meja

“Enjoy your dinner, sir” dan setelahnya beberapa pelayan tersebut pergi meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun berdua duduk berhadapan di ruang privat tersebut

“Makan, Hyun”

“Kamu duluan aja, aku nunggu mas Jongin”

Chanyeol menghembuskan nafas pelan sementara Baekhyun mulai mengambil ponselnya dan Chanyeol bisa melihat dengan jelas bagaimana pria mungil di hadapannya ketara terlihat gelisah dan merasa tidak nyaman, terlihat kesal karena berkali-kali menghubungi Jongin dan tidak satupun panggilannya yang diangkat

Namun, Chanyeol tetap sabar, menunggu hingga pria itu akhirnya mencoba memulai percakapan

“Masih coba nelfon Jongin?”

Baekhyun hanya mengangguk sambil tangannya yang sibuk mengirim Jongin beberapa pesan untuk menyuruhnya agar segera datang

“Kenapa?”

Dan Baekhyun mendongak, mengerutkan dahinya menatap Chanyeol bingung “Kenapa maksudnya?”

“Kenapa kamu gak makan duluan aja? Kamu gak nyaman karena cuma ada saya di sini?”

Dan Baekhyun mendengus “Mas, pertanyaan kamu retoris, bukan sesuatu hal yang perlu jawaban di saat kamu sendiri tau jawabannya. Mas Jongin tunangan aku, dan lusa kami menikah, gak etis aku berduaan gini sama kamu”

Dan Chanyeol merasa tertampar dengan bagaimana Baekhyun begitu menghargai hubungannya dengan Jongin dan itu sukses membuatnya kembali merasa sesak dan bersalah, fakta bahwa dulu dia pernah bersama orang lain di saat dia punya hubungan sah dengan Baekhyun saat itu

Perlahan perasaan itu kembali muncul, perasaan ragu dan merasa dirinya benar-benar tidak pantas akan kesempatan yang ia dapatkan. Hanya saja, pria itu berusaha mengendalikan diri, ini satu-satunya kesempatan untuknya membuktikan bahwa dirinya tulus untuk menebus kesalagannya, dirinya tulus mencintai pria mungil di hadapannya

Jadi, Chanyeol mencoba menarik nafas dalam sebelum kemudian menghembuskannya perlahan, mencoba tetap tersenyum dan kembali bersuara “Kamu gak perlu nungguin Jongin...”

Lagi, Baekhyun mendongak menatap Chanyeol dengan tatapan bertanya

”... Jongin gak bakal dateng, ini sengaja disetting agar kita bisa punya waktu berdua untuk saling...”

“Gila ya! Biar bisa punya waktu berdua buat apa?” dan untuk sesaat Baekhyun tanpa sadar sedikit meninggikan nada bicaranya

“Karena ada yang perlu saya omongin...”

“Apa yang mau diomongin, mas? Kalau memang ada, gak perlu sampai private dining kayak gini, kamu bisa dateng ke rumah langsung, ini bukan mas Jongin banget, gak mungkin mas Jongin yang reservasi private dining kayak gini...”

“Demi Tuhan, ini Jongin yang nyiapin, bukan saya...”

“Ya motifnya apa?”

“Seperti yang saya bilang sebelumnya, Baekhyun. Ada yang mau saya omongin, dan ini perlu keseriusan di antara kita, gak bisa cuma saya datang ke rumah, saya butuh kamu liat seberapa seriusnya saya, dan ketika Jongin menyarankan hal ini, saya pikir ini bukan ide yang buruk”

Baekhyun mendengus, entahlah dia sendiri tidak paham dengan perasaannya

“Sekarang to the point aja, kamu mau ngomong apa?”

Dan saat itu lidah Chanyeol terasa kelu, dia ingin mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, tapi bayangan berbagai kemungkinan respon yang akan Baekhyun berikan benar-benar membuat nyalinya terciut

Baekhyun sendiri kembali membuang nafas, menatap Chanyeol jengah “Mas, kamu mau ngomong apa, aku capek, demi Tuhan aku capek, udah beberapa hari ini aku ngurus pernikahanku sendirian, aku kau cepet pulang, aku...”

“Baekhyun...”

Chanyeol mulai bersuara sementara Baekhyun menunggu hingga pria bermarga Park itu melajutkan perkataannya “... Saya gak tau gimana saya harus memulai, tapi saya mohon— tolong, kasih saya kesempatan”

Baekhyun terdiam di tempatnya menatap Chanyeol yang menatapnya penuh harapan “Kesempatan apa?”

Tenggorokannya tercekat, pria itu menunduk menyembunyikan kegelisahannya “Kesempatan... Untuk— hidup bahagia bersama kamu— dan Yuan...”

Baekhyun terdiam beberapa saat mencoba mencerna perkataan pria di depannya sebelum kemudian kembali bertanya

“Kesempatan— kamu minta rujuk?”

Dan Chanyeol mengangguk membuat Baekhyun mendengus menatap Chanyeol tidak percaya “Mas, bukannya sebelum ini kita sepakat untuk bahkan gak ketemu lagi? Kamu sendiri yang janji kalau kamu bahkan gak akan nemuin aku dan Yuan lagi, terus sekarang apa? Kamu malah minta rujuk? Minta kesempatan?”

“Hyun...”

“Kamu sadar, gimana cara kamu minta kesempatan kayak gini semakin nunjukkin seberapa brengsek kamu, kamu selalu buat janji tapi kamu selalu jadi yang pertama ngelanggar janji itu...”

Baekhyun mulai menitikkan air matanya, rasa sesak itu kembali muncul pun sama halnya dengan Chanyeol yang tidak bisa mengatakan apapun melihat bagaimana Baekhyun meluapkan perasaannya

”...dulu kamu janji kamu bakal berusaha buat ngeluapain masa lalu kamu, tapi apa, kamu malah jalan sama dia, kembali berhubungan sama dia, bahkan di saat hari itu aku lagi berjuang di antara hidup dan mati aku cuma buat bikin kami bahagia....”

Chanyeol menunduk kembali merasakan sesak dan perasaan bersalahnya yang begitu dalam, pun Baekhyun yang mengepalkan tangannya kuat mencoba menepis rasa nyeri pada hatinya setiap masa-masa itu kembali berputar di pikirannya

”... Dulu kamu janji buat menyelesaikan masa lalu kamu dan hidup bahagia sama aku, kenyataannya kamu milih bahagia kamu sama masa lalu kamu. Kemarin kamu yang janji untuk gak akan muncul di hadapan aku dan membuat aku semakin sulit buat melangkah, dan sekarang kamu muncul dengan gampangnya minta kesempatan bahkan di saat aku udah jadi tunangan orang, tunangan Mas Jongin, tunangan sahabat kamu...”

”...kamu masih punya muka buat minta kesempatan, mas? Kamu merasa kamu pantas buat minta kesempatan kayak gini?”

Dan Chanyeol akhirnya menitikkan air matanya, mengepalkan tangannya kuat di bawah meja kembali menghawal rasa sesaknya

“Saya— saya pikir saya punya kesempatan karena pada akhirnya bunda kamu merestui saya untuk berjuang...”

Baekhyun terdiam sementara Chanyeol kembali berbicara “... Saya juga gak bermaksud mengkhianati Jongin dengan meminta kesempatan dengan kamu, keadaannya tidak seperti yang kamu pikirkan, Hyun...”

”...saya hanya mencoba mengambil kesempatan yang saya miliki, saya ingin memperbaiki apa yang saya lakukan, saya ingin menebus dosa yang sudah saya perbuat, saya ingin membahagiakan kamu dan Yuan, saya ingin menjadi sosok suami dan ayah yang baik untuk kamu dan Yuan...”

”...saya hanya ingin mengambil kesempatan di mana saya bisa menunjukkan dan membuktikan ketulusan saya untuk kamu dan Yuan, saya mencintai kalian, saya ingin membuktikan itu....”

”...tapi seperti yang kamu tanyakan? Apa saya pantes minta kesempatan itu? Dan saya sadar, ternyata— saya memang gak sepantas itu....”

Air mata Baekhyun meluruh semakin deras, pria mungil itu mengeratkan kepalan tangannya semakin kuat menatap Chanyeol yang mendongak dengan wajah merah dan wajah basahnya

“Kamu— ingin saya pergi... Kan?”

Baekhyun tidak bisa menjawab sementara Chanyeol hanya tersenyum lirih “Sebelum saya benar-benar menyerah akan kesempatan yang saya miliki, saya ingin memastikan... Kamu— bahagia?”

Baekhyun terdiam beberapa saat, menarik nafas sebelum kemudian kembali menatap Chanyeol, meski dengan air mata yanh terus mengalir, Baekhyun berusaha menguatkan diri

“Aku bahagia, terlebih itu tanpa kamu”

Dan Chanyeol tersenyum dengan kesakitannya dan mengangguk “Kalau begitu saya pastikan, ini terakhir kalinya saya muncul di hidup kamu”

Chanyeol berdiri mendekat ke arah Baekhyun sebelum secata perlahan menarik pria mungil itu dan memeluknya lembut “Saya mencintai kamu, Baekhyun”

Untuk terakhir kalinya Chanyeol hanya ingin Baekhyun merasakan bagaimana Chanyeol mengungkapkan ketulusannya, setidaknya ketika nanti Chanyeol pergi membiarkan Baekhyun dengan kehidupan barunya, ia tidak menyesali apapun, ia tidak akan pernah menyesal selama Baekhyun tahu bahwa Chanyeol begitu mencintainya

Baekhyun sendiri hanya kembali menangis tanpa suara, merasakan dadanya semakin terasa sesak berkali-kali lipat ketika Chanyeol melepaskan pelukannya dan mengusap rambutnya sebelum kemudian pria itu berjalan menjauh meninggalkan Baekhyun yang mulai menangis terisak ketika merasakan kehampaan dan rasa sesak yang tak bisa di jelaskan