Elena melangkahkan kakinya tergesa, tidak menghiraukan tatapan tidak menyenangkan dari para karyawan yang bekerja di Park Corporation -yang mana tatapan itu selalu ia dapatkan setiap kali Elena menapakkan kakinya di perusahaan milik keluarga Park itu-
Kakinya melangkah, menuju lift khusus petinggi untuk menuju lantai teratas di mana ruang tunangannya berada hingga wanita itu sampai dan tanpa meperdulikan resepsionis di sana, dengan tidak sabaran Elena membuka pintu ruang kerja Chanyeol dengan kasar dan membantingnya cukup keras
Chanyeol yang memang ada di sana mendongak menatap sang kekasih yang kini berjalan mendekat dan menatapnya nyalang
“Maksud kamu apaan update foto usg Baekhyun? Kamu masih berhubungan sama dia?”
Tidak sempat Chanyeol menjawab, Elena sudah lebih dulu kembali bicara “Nyaris dua minggu ya, Yeol, nyaris dua minggu kamu gak jelas banget, pulang pagi pergi pagi, lembur gak kenal waktu, baru lusa kemaren lembur terus sekarang lembur lagi, kerja apaan? Kamu punya sekretaris kan? Buat apa gaji mahal-mahal kalau kamu pulang aja gak bisa saking sibuknya? Kerja apaan aku tanya?”
Chanyeol hanya menghela nafas panjang, berusaha mengabaikan dengan kembali memusatkan perhatiannya pada berkas-berkas di hadapannya membuat Elena semakin geram, hingga matanya menangkap ruang istirahat Chanyeol yang sedikit terbuka
Entah nalurinya menuntun seolah menyuruh wanita itu berjalan ke arah sana, Chanyeol agak terkejut sebelum pria itu berdiri menghalangi jalan wanita itu
“Mau ngapain?”
Elena mendengus, melihat bagaimana gerak-gerik Chanyeol di depannya membuatnya mengerti bahwa ada yang pria itu sembunyikan di dalam sana
“Minggir”
“Mau ngapain?”
“Kenapa? Kamu nyembunyiin sesuatu? Ada Baekhyun di dalem, iya? Atau apa?”
Chanyeol tidak menjawab membuat Elena dengan sekuat tenaganya mendorong tubuh Chanyeol dan akhirnya masuk ke dalam ruang istirahat tunangannya dan Elena tidak bisa untuk tidak terkejut melihat bagaimana di sana terpampang jelas foto pernikahan Chanyeol dan Baekhyun yang terpajang rapih di tembok atas ranjang, dengan beberapa foto lain Baekhyun yang terpajang rapih di atas nakas
Dan yang semakin membuatnya marah adalah ketika dirinya melihat dengan jelas beberapa pakaian Baekhyun -yang sempat tersisa di rumah Chanyeol dulu- justru kini menggantung rapih di gantungan baju di sudut kamar
Elena menoleh menatap Chanyeol sarat akan kemarahan “Aku waktu itu bilang buang dan kamu malah mindahin semua barang-barangnya ke sini?”
Chanyeol tidak menjawab “...pantes betah banget di kantor— haha brengsek ya kamu, bisa-bisanya kamu tega ninggalin aku nyaris dua minggu kamu lebih banyak ngabisin waktu di kantor buat barang-barang sampah ini dari pada di rumah buat nemenin aku yang lagi hamil anak kamu??!!”
Nadanya meninggi tidak lagi bisa menahan gejolak emosi melihat Chanyeol yang tetap diam seolah tidak menyangkal ataupun berusaha menyanggah apapun yang Elena katakan
Wanita marah, dengan cepat berjalan meraih foto pernikahan Chanyeol dengan Baekhyun dan tanpa merasa bersalah membantingnya dengan kuat “Elena!”
Dengan amat sangat marah wanita itu membuang semua foto yang ada di atas nakas dengan asal, meriah baju Baekhyun dan merobeknya hingga tak berbentuk membuat Chanyeol tak kalah emosi, menarik tubuh Elena dengan kuat hingga tanpa sengaja membuat punggung wanita itu menabrak tembok
Elena meringis untuk sesaat ketika merasakan nyeri yang cukup di bagian punggung dan juga perut bagian bawahnya, namun dirinya berusaha untuk menangkis rasa sakitnya menatap Chanyeol yang juga menatapnya dengan marah
“Maksud kamu apaan sih? Dateng marah-marah gak jelas terus buat kekacauan kayak gini tuh apa?”
“Aku yang harusnya tanya ngapain kamu masih nyimpen barang-barang Baekhyun dan masih berurusan sama dia? Pake upload fotonya segala buat apa aku tanya??”
“Emang kenapa kalau aku berhubungan sama dia, hubungan aku sama Baekhyun cuma sekedar hubungan sebagai orang tua dari anak yang dia kandung, aku ayahnya, aku cuma selalu minta kabar anakku, salah emang mau tau kabar anak sendiri?”
“Dan nyaris dua minggu ini kamu sama sekali gak nanya kabar anak kamu dari aku, masuk akal gak kamu mau tau kabar anak kamu dari cowo murahan itu, tapi kamu telantarin dan gak perduli apapun tentang anak aku, anak kamu dari aku...” Elena memberi jeda pada ucapannya, mencoba mengatur nafasnya yang sedikit memburu karena emosi menggebu menatap Chanyeol sama tajamnya dengan bagaimana pria itu menatapnya
”...kamu sok-sokan perduli sama anak cowo itu, terus aku— kamu gak ada tuh seenggaknya nanya apa aku ada kesulitan selama kamu lembur, kamu sama sekali gak ada perhatian apapun sama aku dan anakku bahkan untik sekedar nanya apa aku udah makan atau belum, apa anakku rewel apa engga, apa aku tidur nyenyak atau engga di mana kamu tau seberapa gak nyamannya aku setiap malem...”
Chanyeol masih diam hingga Elena kembali bicara “Apa sih yang udah cowok murahan itu lakuin sampe kamu segininya, sampe kamu segitu sayangnya sama dia sampe ngelupain aku sama anak kamu yang lagi aku kandung, sampe kamu lebih milih cowo murahan itu sama anak sialnya...”
Chanyeol mengepalkan tangannya tidak terima bagaimana Elena menyebut Baekhyun dan anaknya dengan ucapan tidak pantas
“Lagian kamu yakin emang dia hamil anak kamu? Kamu yakin anak sial yang ada di perutnya itu anak kamu? Cowo murahan kayak dia bukannya biasa ngangkang buat banyak cowok ya? Atau bahkan parahnya sama temen kamu, Jongin, mereka deket kan? Gak menutup kemungkina kalau anak dalam kandungan Baekhyun itu bukan anak kamu tapi anak Jongin...”
PLAK
Perkataannya terpaksa putus ketika Chanyeol mengejutkanya dengan bagaimana pria itu menampar keras pipinya dan setelahnya hanya menatap Elena marah tanpa merasa bersalah
“Kamu pikir kamu siapa bisa ngomong kayak gitu? Aku menikah sama dia selama 2 tahun dan aku jelas jauh lebih tau dia dibanding kamu dan Baekhyun gak kayak apa yang kamu bilang...”
Elena menatap Chanyeol juga penuh kemarahan yang tersurat, namun Chanyeol tetap berbicara
”...kamu nanya apa aku yakin anak dalam kandungan Baekhyun itu anakku atau bukan? Jelas, aku yakin, ikatan ayah sama anaknya kuat, El, bahkan cuma sekedar ngeliat gimana perkembangannya dari foto hitam putih, cuma liat hasil usgnya aku bisa ngerasain kalau itu anakku, rasanya beda, jauh beda dari aku liat hasil usg anak kamu...”
“Yeol, kamu...” Elena menggeram tertahan namun Chanyeol lebih dulu melanjutkan perkataannya “...kalau ada yang harus aku curigain, kalau ada yang harus kehilangan kepercayaan aku, kalau ada yang harus dapet keraguanku di antara kamu sama Baekhyun, itu jelas kamu orangnya, El, anak kamu— anak aku juga atau bukan?”
“Brengsek! Bisa-bisanya kamu ngeraguin anak sendiri?! Gila kamu ya...akhhh...” Elena merasakan perutnya mengeras bersamaan dengan nyeri di punggungnya yang tak tertahan, melihat itu reflek Chanyeol mendekat namun Elena menahannya menatap Chanyeol penuh amarah
“Brengsek” sebelum dengan tergesa perempuan itu pergi dari sana meninggalkan Chanyeol yang hanya bisa menghembuskan nafas kasar menatap kekacauan di ruang istirahatnya
Hingga matanya menangkap bingkai foto pernikahannya yang sudah hancur, pria itu mendekat, mengambil foto itu dan mengusapnya dengan lirih bersamaan dengan Miran -sekretarisnya- yang tiba-tiba saja masuk ke dalam
“Tuan maaf saya dengan lancang masuk, awalnya saya ingin memberikan berkas yang harus anda tangani, tapi saya malah mendengar beberapa keributan, setelah Nyonya Elena keluar saya memutuskan masuk karena saya agak khawatir, anda baik-baik saja?”
Chanyeol mengangguk “Tolong buatkan saya teh saja, untuk sedikit penenang...”
“Baik, Tuan”
”...dan tolong, suruh siapapun bawakan bingkai foto yang baru, bingkai foto yang ini pecah”
“Baik, Tuan, saya pamit undur diri dari hadapan anda”
Dan setelahnya Miran berlalu dari sana meninggalkan Chanyeol yang hanya diam menatap foto pernikahannya dengan lirih sambil tanpa diminta menitikkan air mata ketika rasa rindu tak tertahan itu kembali melanda hatinya