“Ini kamarnya ya?”
Jongin mengangguk “Ini ada namanya juga” katanya sembari menunjuk kartu pasien yang tertempel di tembok samping kamar rawat inap di depannya
“Yaudah langsung masuk aja ya?”
Tanpa menunggu persetujuan Jongin, Yejin mendekat mengetuk pintu sekali sebelum kemudian menggeser pintu tersebut perlahan
Di sana dapat ia lihat sesosok pria yang Yejin kenal bernama Sehun dengan sosok pria lain yang berbaring, menutup mata dengan wajah pucatnya di atas ranjang rumah sakit
Sehun yang melihat kehadiran Yejin segera berdiri, terlihat canggung sebelum kemudian menunjukkan senyum tipisnya dan mengangguk mempersilahkan Yejin untuk masuk dan mendekat
“Selamat pagi, Tante”
Dalam keheningan dan matanya yang terpejam, Chanyeol mengernyit, agaknya merasa aneh mendengar Sehun menyapa ibunya dengan sebutan tante dan sangat canggung -ya, Chanyeol pikir itu adalah ibunya yang datang untuk menjenguknya- hingga akhirnya pria bermarga Park itu perlahan membuka matanya, menoleh dan terkejut bukan main ketika pandangannya melihat sosok wanita paruh baya yang pernah menjadi mertuanya dulu berdiri tak jauh di samping ranjangnya
“Bunda?”
Suaranya serak, dan Chanyeol sesegera mungkin mengangkat tubuhnya, berniat untuk menyapa namun lagi nyeri di perutnya terus menyerangnya membuat pria itu hanya bia meringis sementara Yejin melihatnya mulai merasa khawatir
Namun, Chanyeol bebal, memaksakan diri untuk tetap duduk membuat Sehun pada akhirnya bergerak, mebantu seraya meninggikan kepala ranjang sahabatnya itu
Yejin terpaku untuk beberapa saat ketika netranya tak sengaja melihat bagaimana tangan kiri Chanyeol penuh dengan luka sayatan dan beberapa luka bakar yang mengerikan
“Bunda...” sampai suara Chanyeol menginterupsi membuat pandangannya teralih kini menatap wajah pucat Chanyeol yang menatapnya berusaha untuk berbicara dengan nafasnya yang sedikit tersenggal “...bunda ke sini— ada yang mau diomongin sama saya?”
Yejin tersenyum tipis “Bunda mau jenguk aja, Jongin bilang kamu sakit, jadi bunda ke sini buat jenguk sekaligus mau tau gimana keadaan kamu”
Chanyeol terdiam, sedikit merasa aneh dengan bagaimana cara mantan mertua di hadapannya ini menatap juga berbicara dengannya. Tidak ada tatapan penuh kebencian di sana, tidak ada nada sinis yang keluar dari bibir wanita paruh baya itu seperti beberapa hari lalu. Tatapannya teduh, cara bicaranyapun lembut
“Ngomong-ngomong, bunda bawa buah buat kamu, bunda gatau gimana pantangan dokter, jadi bunda bawa yang aman aja— tapi nanti kalau mau makan coba diskusiin sama dokter ya, takutnya ternyata ada pantangan makan buah tertentu”
Chanyeol tidak merespon sementara Yejin mulai meletakkan bawaannya di atas nakas, bersamaan dengan itu Sehun bergerak menyerahkan kursinya agar Yejin bisa duduk dengan nyaman
Suasana seketika hening. Seakan mengerti dengan keadaan Jongin menatap Sehun beberapa kali dengan gerakan pelan memberi isyarat untuk meninggalkan Yejin dan juga Chanyeol berdua
Sehun menggeleng, menolak. Dia tidak ingin mengambil risiko Chanyeol harus menerima omongan yang nengganggu pikirannya, tapi Jongin kali ini seolah yakin apa yang akan terjadi bukanlah hal yang buruk, jadi tanpa menanggapi respon penolakan Sehun, Jongin membuka suaranya
“Bun, Jongin sama Sehun keluar sebentar ya?”
Yejin mengangguk mengiyakan sementara dSehun melotot namun Jongin mendekat dan meraih tangan Sehun yang berusaha menahan diri, namun Jongin menarik paksa hingga Sehun tak punya pilihan dan berakhir mengikuti Jongin dan meninggalkan Yejin dan Chanyeol di sana
Chanyeol sendiri hanya diam, tidak tahu bagaimana harus memulai percapakan sementara rasanya benar-benar canggung, tapi Yejin berdehem, mengangkat kepalanya menatap Chanyeol tersenyum tipis
“Udah berapa hari di sini?”
Chanyeol diam beberapa saat, berusaha mengingat kapan ia mulai dirawat di rumah sakit “Mungkin— sekitar satu minggu”
“Diagnosa dokter gimana?”
“Saya kena pankreatitis akut”
“Pankreatitis akut? Kenapa?”
“Ahh itu memang saya yang kurang bisa menjaga pola hidup yang teratur, tapi dokter bilang kalau saya konsisten dan dirawat secara intensif, mungkin dalam beberapa hari akan sembuh”
Yejin mengangguk paham sebelum lagi-lagi matanya menangkap luka yang ada di tangan Chanyeol dan Chanyeol menyadari itu, dengan buru-buru pria itu meraih selimut dan menutupnya pelan
Yejin menunduk dan tak lama setelah itu Chanyeol bisa mendengar helaan nafas berat “Sebenarnya ada yang ingin bunda bicarakan, tapi bunda juga bingung dari mana bunda harus bicara...”
Chanyeol sendiri hanya diam, berusaha untuk tetap mendengar dan membiarkan Yejin untuk berbicara apapun
”...mungkin bunda mau sedikit cerita. Kamu tahu? Bunda sayang banget sama Baekhyun mengingat Baekhyun sendiri adalah anak bunda satu-satunya, dari dulu bunda bertekad untuk selalu memberikan semuanya untuk Baekhyun, apapun tanpa terkecuali, bahkan termasuk menikah dengan kamu...”
Chanyeol terdiam sementara Yejin terkekeh, pandangannya menerawang, bibirnya tertarik untuk tersenyum seakan semua memori indah sedang menari di pikirannya
”... Bunda masih inget banget gimana dia begitu bahagia sama pernikahannya, bahkan meski dalam beberapa hari dia tau kalau dia hanya pelarian, rasa sedihnya kalah sama rasa bahagianya, ketika dia bisa menjadi seorang suami dari seseorang yang begitu dia impikan, menjadi pendamping hidup dari seseorang yang sudah lama dia kagumi...”
Chanyeol menunduk, rasa bersalah itu perlahan kembali muncul sementara Yejin kembali bicara
”...bunda begitu mencintai Baekhyun sehingga bunda akan melakukan apapun untuk membuat Baekhyun bahagia, sampai bunda liat Baekhyun berada di titik terendah dalam hidupnya, sampai bunda melihat seberapa hancurnya Baekhyun hari itu...”
Chanyeol meremat pelan selimutnya, merasakan sesak mengingat perbuatan brengseknya di masa lalu, bagaimana dengan tidak tahu dirinya dia meninggalkan Baekhyun dalam keadaan sakit, mengingatnya benar-benar membuat dadanya terasa sesak
”...jujur, sejak itu bunda benar-benar membenci kamu karena gimanapun kamu sumber kehancuran dan pesakitan untuk Baekhyun— hingga bunda bertekad untuk membuat Baekhyun melupakan kamu dan bisa hidup dengan keluarga kecilnya nanti, dan bunda pikir menikahkan Baekhyun dengan Jongin adalah pilihan terbaik...”
”...Jongin begitu mencintai Baekhyun dengan tulus. Baekhyun pernah mencintai sepihak di pernikahan pertamanya, dan bunda berharap Baekhyun bisa merasakan bagaimana rasanya dicintai di pernikahannya dengan Jongin nanti, tapi ternyata bunda salah— apa yang bunda pikirkan justru tanpa sadar menyakiti banyak orang, bahkan termasuk Baekhyun sendiri...”
Yejin tersenyum tipis
”...bunda selalu meyakinkan diri kalau cinta hadir karena terbiasa, bunda percaya lambat laun Baekhyun bisa membuka hatinya buat Jongin, tapi ternyata gak semudah itu, karena kenyataannya perasaannya gak pernah gak pernah berubah...”
Chanyeol menoleh
”...dan fakta bahwa keegoisan bunda juga justru menyakiti Jongin dan juga Yuan, bunda sadar— gak seharusnya bunda mengatur kebahagiaan semua orang...”
Hingga kali ini Yejin beralih menatap Chanyeol dengan berlinang air mata
”...bunda juga sadar, gak seharusnya bunda bertindak egois, memaksakan kebahagiaan Baekhyun pada orang lain di saat sumber kebahagiaannya tidak pernah berubah sama sekali, itu selalu kamu, selalu kamu, nak”
Chanyeol terdiam merasakan jantungnya berdebar hingga Yejin kembali bicara
“Jadi, bunda minta maaf, maaf karena sudah menjadi egois dan tidak memikirkan bagaimana perasaan semua orang, termasuk kamu, bunda gak akan pernah lupa gimana brengseknya kamu hari itu, tapi bunda gak akan menutup mata tentang penyesalan kamu, gimana kamu sadar dan selalu berusaha buat nebus kesalahan kamu...”
Yejin menghembuskan nafas pelan sebelum kemudian kembali bersuara “Jadi, nak, mulai hari ini bunda gak akan memaksa Baekhyun untuk bahagia dengan pilihan bunda, bunda akan membiarkan Baekhyun dengan pilihannya, jadi seandainya kamu ingin berusaha sekali lagi, bunda izinkan....”
”...kamu boleh berjuang untuk memiliki keluarga kecil yang bahagia dengan Baekhyun dan Yuan kalau kamu mau, tapi semua keputusan di Baekhyun, apapun itu kamu yang harus berjuang kali ini ya?”
Chanyeol mengangguk, tidak bisa menahan tangisannya dan lada akhirnya air matanya tumpah “Bunda, makasih...” ucapnya lirih membuat Yejin berdiri, mendekat dan memeluk Chanyeol lembut
“Janji sama bunda, kamu bakal benar-benar mencintai dan membahagiakan anak bunda ya”
Dalam pelukan dan tangisannya Chanyeol mengangguk sementara Yejin tersenyum mengusap punggung pria yang pernah menjadi menantunya itu dengan lembut sambil perasaannya yang terasa lebih lega
Sementara di luar Sehun dan Jongin melihatnya dengan senyum haru, entahlah tapi melihat bagaimana Chanyeol akhirnya benar-benar memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya benar-benar membuat Sehun merasa ikut merasa bahagia sampai perlahan senyumannya memudar dan pandangannya beralih kali ini menatap Jongin yang juga tersenyum melihat keadaan di dalam
“Jong?”
Merasa namanya dipanggil, Jongin menoleh
“Lo gimana?”
Jongin mengernyit “Gimana maksudnya?”
“Kalo Chanyeol berjuang buat dapetin Baekhyun lagi, lo gimana?”
“Ya— gue mundur?”
“Jong....”
Jongin terkekeh
“Se, gue gapapa, gue pernah bilang kan sama lo, cinta bukan tentang harus memiliki, 2 tahun gue sama Baekhyun, perasaan gue buat Baekhyun ga pernah berubah, tapi begitupun dengan perasaan Baekhyun buat Chanyeol, gue emang menjalin hubungan sama Baekhyun tapi rasanya hampa banget, lo tau ketika lo memiliki sesuatu yang gak seharusnya jadi milik lo, rasanya sama sekali gak menyenangkan, lo bakal cuma selalu inget kalo apa yang lo genggam punya orang lain, lo gak bakal bisa dengan bahagia mengakui itu sebagai milik lo...”
Jongin tersenyum
”....jadi, gue baik-baik aja, gak usah khawatir”
Sehun diam menatap Jongin terharu, bagaimana sahabatnya yang satu ini selalu memiliki kelapangan hati untuk menerima apapun yang dia alami membuat Sehun menghela nafas
“Keluar yuk”
“Keluar?”
“Hm, serah ke mana kek, gue temenin lo healing hari ini, mau makan, nginep di mana kek, mau ngapain, gue temenin”
“Lo yang bayar”
“Deal”
“Deal?”
“Deal!”
“Okay, nanti setelah gue anter bunda pulang, kita jalan”
“Ya, kemanapun lah asal lo feel better aja”
Jongin tertawa kecil kali ini kembali menatap ke dalam di mana Chanyeol mulai mengobrol ringan dengan Yejin membuat Jongin hanya bisa tersenyum merasakan kelegaan di hatinya