Jam menunjukkan pukul 12 malam dan Chanyeol menghentikan mobilnya tepat di depan kediaman Baekhyun dan juga Jongin
Pria bermarga Park itu diam untuk beberapa saat, menggenggam kemudi dengan erat merasakan perutnya nyeri luar biasa bersamaan rasa perih di tangannya yang masih memiliki luka basah
Beberapa hari yang lalu, dirinya divonis terkena pakreatitis akut atau radang pankreas akut dikarena dirinya yang berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol. Selain selfharm, hal yang sering Chanyeol lakukan ketika dirinya kalut sejak dua tahun lalu adalah minum minuman beralkohol, dan jika itu tanpa pengawasan Sehun, dirinya bisa minum hingga berpuluh-puluh botol dalam sehari
Sama seperti apa yang terjadi 5 hari yang lalu, ketika dirinya harus menerima fakta bahwa dalam waktu dekat Baekhyun akan menikah dengan Jongin, sahabatnya.
Chanyeol pikir, ia siap. Bagaimanapun ini memang apa yang pantas ia terima dan Baekhyun berhak memiliki kebahagiaannya dengan orang lain, hanya saja ternyata dirinya belum siap
Saat di mana Yejin -bunda Baekhyun- mengingatkannya tentang sebrengsek apa dirinya dulu, dan fakta bahwa karena kebodohannya itu dirinya kehilangan semuanya, kehilangan Baekhyun dan juga Yuan, rasanya benar-benar menyakitkan
Chanyeol tidak bisa menahannya hingga ia memilih minum dari pagi berharap bisa melupakan rasa sakit yang ia buat sendiri, nyatanya Tuhan seolah menyiksanya ketika saat minumpun, rasa sakit itu tak kunjung hilang hingga Chanyeol lagi-lagi melukai dirinya, memecahkan satu botol alkohol dan mulai menyayat tangannya bahkan beberapa kali menyundutkan ujung rokok -yang ia beli sebelumnya- kepada luka basah tersebut berharap rasa sakitnya bisa beralih hingga dirinya tumbang di sore hari, dan pihak rumah sakit baru bisa menghubungi Sehun di malam hari
Dirinya terkena pankreatitis akut juga demam karena infeksi pada pergelangan tangannya yang cukup parah
Selama beberapa hari juga Sehun memang sengaja memegang ponsel milik Chanyeol, sengaja agar Chanyeol lebih dulu fokus pada kesehatannya sendiri, namun sayangnya hari ini Sehun dengan ceroboh meninggalkan ponsel Chanyeol di atas nakas sehingga Chanyeol akhirnya tahu dan di sini dia sekarang
Meringis menahan nyeri luar biasa pada perutnya, sedang berusaha untuk menguatkan diri sebelum dirinya bertemu dengan putranya nanti
Chanyeol menoleh ke arah luka basah di tangannya yang terlihat jelas sedang diperban dengan beberapa bercak darah yang menembus perban tersebut
Chanyeol menoleh ke kursi belakang dan menemukan kemeja tangan panjangnya di sana, dengan susah payah pria itu meraih kemeja tersebut dan memakainya untuk menutupi lukanya agar tak membuat siapapun khawatir nanti
Hingga pria itu turun, berjalan tertatih sambil meremat pelan perutnya menuju pintu utama kediaman Baekhyun dan juga Jongin
Baik Jongin maupun Baekhyun mengerjapkan matanya bersamaan ketika mendengar bel rumah mereka bunyi beberapa kali, mata mungil Baekhyun menyipit mencoba melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam membuat pria mungil itu mengernyit heran sebelum suara Jongin menginterupsi
“Siapa yang dateng malem-malem gini?”
Baekhyun menoleh dan menggeleng sebelum perhatiannya mengarah ke Yuan yang tidur di sampingnya, bergerak tak nyaman merasa terganggu dengan suara bel rumah yang terus berbunyi
“Shhh... Mas, tolong liat siapa yang dateng, mas, kasian ini Yuan keganggu”
Jongin mengangguk, turun dari ranjangnya berjalan keluar kamar untuk melihat siapa yang datang sementara Baekhyun memastikan Yuan sudah kembali terlelap, pria mungil itu juga ikut turun dari ranjang, menyusul Jongij untuk melihat siapa yang datang tengah malam seperti ini
“Siapa, mas?”
Hingga langkahnya terhenti, tepat di belakang Jongin ketika pandangannya terpaku melihat Chanyeol di depan pintu rumahnya, menatapnya lirih dengan keadaan berantakan, wajahnya yang pucat bersamaan dengan bulir-bulir keringat yang mengalir
Chanyeol sendiri hanya berusaha kuat, mencoba berdiri tegak menahan nyeri pada perutnya dan tersenyum tipis “Maaf, saya ganggu—” namun perkataannya terhenti ketika rasa sakit itu terus menyerangnya membuat pria bermarga Park itu memejamkan mata Baekhyun berjalan mendekat merasa khawatir
“Mas?!”
“Yeol, lo oke?”
Chanyeol mengangguk “Gue gapapa—” Chanyeol mencoba mengatur nafasnya, menatap Jongin dan juga Baekhyun yang ketara sangat khawatir “—gue minta maaf... Maaf karena susah dihubungin... Gue baru tau.. Jong.. Gue mau ketemu Yuan.. Boleh?”
Dengan susah payah Chanyeol bicara mencoba mengatur nafas sementara Jongin mengangguk “Yuan di kamar atas” dan mulai menyingkir untuk memberikan Chanyeol jalan
“Makasih...” kali ini matanya beralih menatap Baekhyun yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan “...Baekhyun, saya izin...”
Baekhyun mengangguk sementara Chanyeol mulai berjalan masuk, memegang erat perutnya berjalan tertatih menaiki tangga menuju kamar tempat di mana putranta tertidur meninggalkan Jongin dan Baekhyun yang masih diam di tempat masing-masing
Entahlah, Baekhyun sendiri cemas bukan main, melihat Chanyeol terlihat menahan sakit dan ketara tidak baik-baik saja membuatnya memikirkan banyak hal, tentang apa yang terjadi dengan Chanyeol? Apa beberapa hari ini Chanyeol sulit dihubungi karena kondisi kesehatannya
“Hyun?”
Alih-alih merespon panggilan Jongin, Baekhyun berbalik sedikit berlari menuju kamarnya di lantai atas untuk melihat keadaan Chanyeol dan juga putranya sementara Jongin hanya menghembuskan nafas pelan sebelum berjalan menyusul Baekhyun menuju lantai atas
Sementara Chanyeol membuka pintu kamar Baekhyun, menitikkan air matanya ketika di sana, di atas ranjang ia melihat bagaimana putranya dengan wajah memerah berbaring lemas
Pria itu berjalan mendekat, mulai menangis merasa bersalah karena beberapa hari terakhiri dirinya tidak ada di saat anaknya membutuhkan dirinya
“Anak ayah...”
Chanyeol duduk di pinggir ranjang, mengusap kepala Yuan, menangis dan menciumu pucuk kepalanya berkali-kali membuat bocah berumur 2 tahun lebih itu mengerjap merasa terusik hingga pandangannya menangkap sang ayah yang tengah menangis sambil mengusap kepalanya
“Ayah...”
“Iya, sayang ini ayah...” Chanyeol mendekat, mengusap dahi sang anak yang merentangkan tangannya meminta pelukan
“Ayah...”
“Iya, sayang” Chanyeol ikut berbaring di samping sang anak, memeluknya dan menciun pucuk kepalanya berkali-kali bersamaan dengan sang anak yang juga memeluk ayahnya dengan erat
“Ayah— jangan pelgi...”
Dengan air mata yang terus mengalir Chanyeol mengangguk, mengabaikan nyeri pada perut juga sesak pada dadanya, mengeratkan pelukannya pada sang anak “Ayah gak kemana-mana, ayah di sini, ayah minta maaf yaa..”
Sang anak tidak menjawab, hanya balas memeluk Chanyeol yang tidak berhenti menggumamkan kata maaf terus menciumi pucuk kepala anaknya dengan lembut sambil tangannya yang tak berhenti mengusap punggung mungil putra kesayangannya
Dan hal itu tak luput dari pandangan Baekhyun yang sejak awal memperhatikan keduanya di ambang pintu dengan perasaan tak karuan yang sulit untuk dijelaskan, pun Jongin yang hanya bisa menghela nafas pelan mencoba untuk tidak egois dan menahan sesak pada dadanya
Sesak karena nyatanya ia mengerti bagaimana perasaan Baekhyun saat ini
“Hyun?”
Yang dipanggil menghela nafas berat sebelum kemudian menoleh ke arah Jongin
“Kita tidur di bawah dulu ya? Biar kita kasih waktu Yuan sama Chanyeol berdua”
Baekhyun hanya mengangguk, kembali menoleh menatap Chanyeol juga Yuan untuk beberapa saat sebelum akhirnya pria mungil itu kembali menghela nafas, menutup pintu dengan hati-hati dan akhirnya turun ke bawah bersama Jongin